beberapa hari setelah acara haflah akhirussanah pada tanggal 17 juni lalu, hampir semua santri al maunah menikmati liburan selama beberapa minggu himgga tanggal 10 juli mendatamg. namun tidak untuk beberapa santri yang memilih untuk tidak pulang kerumah, terutama personel genjringan/shalawatan dan personel drum band yang beberapa hari berikutnya akan memenuhi banyak sekali undangan pentas. yang tentunya akan merasa jenuh dan sepi, atau mungkin juga sedih karena tidak bisa bercengkrama dengan keluarga tercinta. maka dari itu, untuk menutupi rasa jenuh santri al maunah mengadakan makan bersama seluruh santri atau biasa di sebut mayoran.
bertempat di depan asrama santri putera, beberapa santri al maunah menyiapkan tungku untuk memasak, ada yang mengolah ikan patin, ikan lele dan mujair, ada yang membuat sambal, ada yang mencari kayu bakar dan saya sendiri menyiapkan lalapan pelengkap masakan. sementara di dapur, beberapa santri sibuk menanak nasi sebagai menu utama. semua santri bekerja sesuai dengan apa yang telah di perintahkan oleh mas bik.
malam memang masih belum terlalu larut, santri al maunah juga masih bersemangat dengan pekerjaanya. musik dangdut koplo dari mp3 ponsel menemani malam malam kami di al maunah dan menambah semarak malam itu, kekompakan dan kebersamaan begitu kentara tercipta malam itu, sementara pikiran pusing beberapa hari lalu karena acara haflah akhirussanah, tak terasa dan seakan tak pernah merasakanya. plong....
jam 10.00 malam, nasi telah siap, lalapan telah siap, sambal juga sudah. tinggal ikan goreng yang tinggal beberapa ekor lagi yang belum di goreng. beberapa santri menyiapkan menu terbaik untuk ang agus, namun yang lainya curi curi kesempatan untuk sekedar mencicipi sambal yang sedari tadi menggoda hawa nafsu.
saat ikan usai digoreng semuanya, semua santri bersiap siap, beberapa helai daun pisang di bentangkan di halaman depan madrasah aliyah al maunah. nasi disiapkan, lalapan, ikan goreng juga disiapkan. sambal yang ditunggu tunggu juga telah menghadang, tepat jam 10.20 semuanya telah selesai dan siap dihidangkan.
sebelumya saya sibuk jeprat jepret kamera ponsel saya, sekedar untuk dokumentasi. beberapa santri memanggil manggil saya agar cepat ikut "berperang" melahap hidangan. air liur saya hampir saja meleleh menyaksikan lezatnya sambal.bang ipang menawarkan agar ia saja yang jeprat jepret kamera saya untuk memfoto peristiwa perang al maunah ini. saya langsung saja bilang iya,.. saya langsung ikut berderat di depan bentangan daun pisang ini.
dengan membaca bismillahirrokhmanirokhim, kami semua menikmati kebersamaan dengan melahap lezatnya menu ikan bakar malam itu, gille,.... sambalnya pedes banget... tapi alhamdullilah kami semua meikmatinya.....
Comments
Post a Comment