Skip to main content

Kegiatan musyawarah di pon-pes Al maunah




Musyawarah (syawir) adalah forum untuk membahas suatu masalah yang dilakukan dengan mengambil pendapat beberapa orang, yang pada akhirnya memperoleh kesimpulan dari solusi masalah yang sedang di bahas. Di Al maunah sendiri, Kegiatan musyawarah, biasa dilaksanakan setiap malam pukul 09.00 hingga pukul 11. 30 atau setelah kegiatan madrasah malam, atau sering juga dilaksanakan karena ustadz atau pengajar ngaji berhalangan hadir untuk memberikan materi pelajaran baik saat ngaji nahwu (siang) maupun saat madrasah malam. Kegiatan ini adalah kegiatan rutin wajib bagi seluruh santri al maunah dari kelas awamil sampai kelas alfiyah sebagaimana ngaji dan shalat berjama’ah. dan hingga sekarang, kegiatan musyawarah masih berjalan dengan baik dan semestinya diharapkan.


Dalam pelaksanaanya, kegiatan musyawarah biasa diikuti 10 hingga 50 santri, tergantung dari banyaknya santri dalam satu kelas belajar. Kegiatan musyawarah selalu dipimpin oleh seseorang yang di sebut ro’is. Ro’is ini bertugas untuk memberikan materi yang akan di bahas serta mengatur jalanya acara musyawarah dari awal hingga akhir. Sementara yang lainya (audiens) diharuskan memberikan pendapat atau menanyakan sebuah masalah kepada ro’is, yang tentunya masih berkenaan dengan masalah yang sedang di bahas. Dengan demikian, peran ro’is sangat vital dan kompleks. Maka dari itu, ro’is selalu dipilih dari orang orang yang sedikit banyak paham tentang materi yang akan di bahas. Meski demikian, ro’is yang baik adalah ro’is yang bisa membawakan musyawarah dengan segar, efektif dan tidak kaku.



Biasanya, materi yang dimusyawarahkan adalah nahwu-shorof dan fiqh. Dalam hal ini, Materi nahwu shorof sangat ditekankan, karena dalam materi ini santri diharapkan dapat memahami teks arab dengan benar terutama untuk memahami al quran dan hadits. selain itu, santri juga dilatih untuk menyusun (at tarkiib) dan merangkai kata dengan konteks arab yang sempurna (ifadah tammah). Penekanan ilmu nahwu sebagai ilmu yang di prioritaskan di pon-pesal maunah ini tercermin dari penamaan tingkatan kelas dari yang terbawah hingga yang tertunggi. Yakni awamil  (tafrikhatul wildan), al jurumiyah, imrithy dan alfiyyah ibn malik, yang tentunya nama nama tersebut diambil dari nama nama kitab kitab nahwu terkenal yang juga memang dipelajari secara intensif.



 materi yang sering di musyawarahkan lainya adalah fiqh. Kitab kitab kuning yang memuat materi ilmu fiqh yang digunakan adalah kitab kasshifa’us sajaa karya syeikh nawawi albantani (syarkh saafinatun najaa) kitab sulaamun najaa karya syeikh muhammad nur ‘ali, kitab at taqriib karya abu syuja’ serta kitab minhajul qowiim karya ibnu hajr al haitami. Kitab kitab tersebut umumnya masih dianggap mudah untuk dijadikan latihan menyusun dan merangkai kalimat serta memahami teks arab dengan benar. Dengan kata lain selain untuk memahami hukum hukum syari’at, membahas fiqh dalam musyawarah juga berfungsi untuk  mempraktekan secara langsung teori teori nahwu shorof yang telah dipelajari.



Selain kedua materi tersebut diatas, masih banyak juga materi materi yang di musyawarahkan di pon-pes Al maunah seperti berikut ini:

Materi Adab, kitab yang digunakan adalah taiisirul kholaq  karya hasan al marzuki (dipelajari di kelas awamil dan al jurumiyah)

Materi Hadits, kitab yang dipelajari adalah kitab riyadhus sholikhin karya syeikh muhyiddin abi zakariya yahya bin syarifuddin annawawi atau imam nawawi (dipelajari di kelas alfiyah) kitab adaabun nabawi karya muhammad abdul ‘aziz al khoulii (dipelajari di kelas al jurumiyyah serta amrithy) dan kitab arbaa’in nawawi karya imam nawawi (dipelajari di kelas aljurumiyah dan imrithy)

Materi Ushul fiqh, kitab yang digunakan adalah lathoo’iful isyaraaht karya syeikh syarofuddin yahya al imrithy (dipelajari di kelas alfiyyah)

Materi Tauhid, kitab yang digunakan adalah aqidatul awam karya ahmad marzuki (dipelajari di kelas awamil) kitab khoridatul bahiyah karya muhammad sidiq (dipelajari di kelas al jurumiyah) serta kitab kifaayatul awam karya syeikh ibrahim bin bajuurii (dipelajari di kelas imrithy)

Materi Tajwid, kitab yang di gunakan adalah kitab tukhfatul athfal karya ahmad muthohir ibn abdurrokhman al marzuki  (dipelajari kelas awamil) dan kitab jazaariyah (dipelajari di kelas al jurumiyah). Serta

Materi Balaghoh, kitab yang digunakan adalah kitab jauhar maknuun (dipelajari di kelas al fiyyah).



Didalam musyawarah, seluruh peserta ditekankan untuk selalu memberikan pendapat dan kritis terhadap masalah serta selalu vokal mengemukakan pemikiranya. Hal ini tentu sangat bermanfaat melatih diri santri untuk selalu bersikap tanggap menghadapi masalah yang terjadi di masyarakat, bersikap kritis menemukan substansi masalah serta cerdas mengemukakan ide yang relevan, yang tentunya dilandasi dengan asas asas agama islam.



Harapan masyarakat yang besar kepada lulusan pesantren tentu akan menjadi beban tersendiri bagi alumnie pesantren. Maka dari itu, melatih santri untuk selalu berorientasi pesantren mungkin menjadi cara terakhir yang dilakukan pihak pesantren untuk pengkaderan ulama yang faqih serta flexibel. Dengan demikian, kegiatan musyawarah ini diharapkan akan memunculkan santri yang kritis, berwawasan agama serta berorientasi kemaslahatan ummat. Semoga.... amiien.




Tips boss                                        Almaunah                                      lyrik lagu
Cerpen                                  Anuar ibn ari 

Comments

Popular posts from this blog

Contoh puisi berkelompok

Kata, Kata, Kata Kata mereka,........  ibu, Engkau ada bahagia, lemahmu kau lupakanya Saat engkau kandung aku, surgamu katamu Kau nantikan aku, saat jalanmu terpapah kaku Ibu, engkau  korbankan jiwa ragamu Demi aku, buah hati kecilmu Katamu,........ ibu, Tumbuhlah aku dengan cinta yang wangi Merenggut asa, cita-cita dan harapan tinggi Menembus angkasa, peroleh bahagiaku nanti Ibu, engkau juang aku ini Merintih berdoa dalam malam yang sunyi Kataku...... Saat engkau berikan baju bagus yang kau pilih Aku melempar dan membuangnya dan dirimu bersedih Aau dekap aku dan genggam tangan mungilku ibu, aroma cintamu segarkan nafasku tumbuh harum dengan puji tulusmu Kataku, ..... saat itu Kumintakan uang jajan dan dirimu terdiam Katamu, kau tak punya uang Aku menangis dan meronta gundah Dan engkau terlihat tak berdaya Ibu, engkau mendambaku sepenuh jiwa Kau bilang pada orang orang Akulah terbaik bagimu Katanya.......

Tips aman menjadikan suara nyaring dan merdu

Tips aman menjadikan suara nyaring dan merdu Bagi sebagian orang , kualitas suara adalah salah satu hal penting yang harus di jaga dan di rawat, bahkan menjadi salah satu prioritas kebutuhan dalam hidupnya. Sebagian yang lainya berusaha meningkatkan kualitas suaranya agar terdengar lebih merdu dan nyaring. Kualitas suara memang sangat relativ, tergantung dari sisi mana ia menikmatinya. Namun sebagian besar penduduk indonesia beranggapan kalau suara yang merdu adalah suara yang terdengar nyaring, mengalun lembut dengan nafas panjang, serta dapat masuk dan mempengaruhi emosi orang yang mendengarkan. Berikut adalah beberapa cara yang patut anda coba. Cara seperti ini sering di gunakan oleh penyanyi, pembawa acara, presenter, qori’, muadzin dan lain sebagainya. Langkah langkah berikut ini bertujuan Agar suara menjadi merdu dan nyaring, tentunya aman dan tidak membahayakan, dengan catatan, langkah langkah berikut ini dilakukan secara teratur dan sesering mungkin serta denga

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi manusia Dalam Proses Dakwah

1.1     LATAR BELAKANG Dalam memahami perilaku manusia, para ahli psikologi memiliki pandangan yang berbeda-beda. Aliran Psikoanalisis, misalnya, memandang manusia sebagai makhluk yang berkeinginan (Homo Valens). Oleh karenanya, menurut pandangan ini perilaku manusia ditentukan oleh keinginan-keinginan dan dorongan libido. Sedangkan aliran Behaviorisme memandang bahwa manusia adalah makhluk yang bersikap pasif terhadap lingkungan. Sehingga perilaku manusia menurut teori ini merupakan bentukan dari kondisi lingkungan. Selanjutnya dalam pandangan psikologi humanistik berpendapat bahwa manusia adalah eksistensi yang positif dan menentukan. Berangkat dari pandangan ini mereka berpendapat bahwa perilaku manusia berpusat pada konsep diri. Jika dicermati secara seksama, perbedaan pandangan dari masing-masing aliran mengenai perilaku disebabkan adanya perbedaan pandangan terhadap konsep tentang manusia. Dalam pandangan Islam, manusia dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.  Men